Chapter 2
Strategi pertama yang young min lakukan adalah bisa main keyboard.
Dengan sabar menghadapi, chan ho hanya menarik napas setiap young min tidak
mengerti padahal udah diulang berkali-kali. Setiap hari sepulang sekolah mereka
selalu latihan bersama. Di selingi pula dengan memperdalam pelajaran agar young
min minimal bisa masuk 10 besar di kelasnya.
“nah, minggu besok kan kita ada ujian sekolah. Minimal lo bisa masuk 10
besar dulu deh”.
“tapi gue masih ga yakin sama otak gue sendiri”.
“lo itu bukan oon, cuman males doang sih”. Berusaha menyemangati young
min agar dia mau berusaha sekeras mungkin.
“semoga aja lo bener”.
“yaudah sekarang gue ada latian basket. Gue ga bisa ngajarin lo buat
hari ini”. Sambil men-dribble bola basket.
“woles”. Chan ho pun turun ke lapangan. Young min membayangkan kalau
seandainya dia adalah chan ho, mungkin semuanya akan berjalan lancar. Bagaimana
tidak, Song Chan Ho, murid terpintar di kelas, peringkat 3 paralel, gayanya
juga cool, punya band dan bisa basket. Hampir semua perempuan suka tipe yang
seperti ini. Terbukti dengan setiap kalinya chan ho bermain, rombongan
perempuan berkumpul dan melihatnya latian. Bahkan chan ho diam saja para
perempuan itu tetap menyorakinya. Beda dengan sahabatnya, young min. tapi dia
yakin, urusan tekad tetep dia yang menang! Young min mengepalkan tangannya
kuat-kuat.
“gue pasti bisa!”. Ucapnya dengan penuh semangat. “aduh duh sakit juga”.
Ternyata dia menyadari kalau belum potong kuku. Saking semangat mengepal
tangannya malah dia yang kena sakitnya.
+++++
“congrats chan ho! Lo selalu di posisi pertama!”. Salah satu teman di
kelas memberi semangat padanya. Hasil ujian sudah keluar. Seperti biasa, chan
ho selalu di posisi pertama, sementara itu young min berada di posisi 27 dari
30 siswa.
“hehe maju 2 tingkat”. Young min malah tersenyum. Sementara itu chan ho
meninju wajahnya.
“dasar oon. Baru segitu bangga. Ayo kita belajar lebih banyak lagi
sepulang sekolah”.
“suatu kemajuan kali itu walau cuman 2 tingkat”. Sambil mengusap
wajahnya yang kena tinju chan ho.
“ikut gue sekarang ke ruang musik”. Mereka berdua pun pergi ke ruang
musik. Ketika hendak masuk, tiba-tiba eun hye keluar bersama seorang
sahabatnya. Dia tersenyum ke pada young min dan chan ho lalu pergi. Young min
senyum ga jelas.
“eh jagung”. Chan ho menampar wajahnya young min. “jangan seneng dulu.
Kita buktikan latian keyboard lo selama ini”.
“ah tega lo muka gue jadi sasaran mulu. Bonyok nih muka, nanti karisma
dan ketampanan gue ilang”. Chan ho ngacangin young min. dia tetap mendesaknya
untuk bermain keyboard.
“3 hari lagi kita ada pensi dan lo mesti tampil mainin keyboard,
terserah mau lagu apa yang penting bisa!”.
“trus gue mesti mainin ini?”. Jawab young min konyol seakan mancing
emosinya chan ho.
“ga lo mesti makan tuh keyboard, ya iyalah gitu aja pake nanya!”. Chan
ho mulai emosi. Young min pun mulai memainkan keyboard. Dia memilih lagu….
Cicak-cicak di dinding.
“terlalu gampang, coba lagu lain. A thousand years cepet!”.
“ga bisa….”.
“lah trus kita latian selama ini buat apa? Emang lo ga praktekin di
rumah?”. Suaranya makin meninggi.
“gimana mau praktekkin, keyboard aja ga punya”.
‘BRAK’ chan ho memukul meja yang tak bersalah di dekatnya. Dia keluar
dari ruang musik. Young min hanya diam saja.
+++++
“terima kasih”. Chan ho membungkukkan badannya kepada para penonton yang
bertepuk tangan untuknya. Dia pun turun dari panggung setelah perform
menggunakan keyboardnya memainkan lagu someone like you.
“penampilang yang luar biasa seperti biasa, chan ho”. Guru musik pun
memuji penampilannya.
“terima kasih pak Tar miji”.
“selanjutnya yang akan tampil adalah dia”. Pak Tar Miji menunjuk ke arah
young min. chan ho melotot tidak percaya.
“tapi pak, emangnya dia bisa?”. Chan ho masih meragukan young min. dia
tidak bisa membayangkan kalau di atas panggung young min akan memainkan lagu
cicak-cicak di dinding.
“ya mari kita sambut, Jo Young Min!!”. terdengar suara dari panggung
yang menyuruh young min segera tampil. Dengan santainya, young min naik ke atas
panggung dan berdiri tepat di depan keyboard.
“lagu ini untuk orang yang paling aku cintai di dunia ini”. Dengan penuh
pede dan agak lebay. Chan ho masih meragukannya. Young min menghela napas dan
jarinya mulai menari memainkan keyboard. Chan ho sekarang malah
terbengong-bengong menatapnya. Young min memainkan lagu river flows in you
dengan sangat baik hingga akhir tanpa salah sedikit pun. Setelah selesai
tampil, young min berdiri di tengah panggung dan membungkukkan badannya sambil
membuka topinya. Beberapa murid tambah bengong karena young min merubah warna
rambutnya menjadi hitam. Di bawa chan ho sudah menunggunya.
“I can’t believe it!”. Sambil menjabat tangan young min. “maafin gue,
waktu itu gue meremehkan lo dan selama 3 hari gue nyuekin lo”. Dengan penuh
penyesalan.
“gue cuman lagi vocal rest kok”. Ucap young min seakan dia tidak pernah
merasa tersinggung dengan segala ucapan atau perkataan chan ho.
TBC....
0 komentar:
Posting Komentar