Selasa, 05 Februari 2013

Tried To Walk Part 1

Oke sekarang gue balik lagi dengan ff ke-2 yg gue post di blog tapi entah ini ff ke berapa yg gue ketik di hp ._. gue mau buat ini 2 versi. Jadi maksudnya yg satu tokohnya barat & yg satunya lagi korea soalnya temen gue ada yg suka barat & korea hehehe^^v ampun, tapi kok gak ada yg suka Jepang T_T *nangis di pundak Chanyeol* anyway ini ff terinspirasi dari soal biologi gue di lks. Singkat cerita waktu itu gue baca soal gini : "seorang anak mendonorkan separuh hatinya, maka yg mungkin terjadi padanya adalah..." nah! dari situ gue terinspirasi! oke langsung baca aja wks.

Author : Alfy
Cast : find by yourself ._.v


Seorang laki-laki berdiri di tengah lapangan basket sambil men-dribble bola menuju ring. Kaki kanannya berada di depan, tangan kirinya menahan bola. Sementara tangan kanannya sesuai dengan mata menatap lurus ke depan ring. Dia menekuk lututnya sebagai ancang-ancang, meloncat, mendorong bola dengan tangan kanannya menuju ring. Tapi ternyata bola itu membentur bibir ring.
“Sial!” laki-laki itu menekuk lututnya, terjatuh lemas menatap bola yang memantul ke atas-bawah di lapangan.
“Minho!” aku berlari-lari menghampirinya. Duduk persis di hadapan Minho.
“Aku….. sudah tidak bisa bermain basket lagi” nadanya lirih, membuat perasaanku menjadi iba.
“Mungkin kamu hanya kelelahan” aku berusaha menyemangati Minho.
“Aku memang lelah, selalu lelah. Aku sudah tidak bisa memaksakan diriku seperti dulu lagi” Minho menundukkan kepalanya. Seketika itu aku berdiri, mengambil bola tadi dan melakukan gerakan persis seperti yang dilakukan Minho tadi. Sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak padaku. Aku berhasil menciptakan three point. Minho menatap ku dengan senyuman di ujung bibirnya.
“Lihat? Pemain basket amatiran sepertiku bisa melakukan three point!” kedua tanganku mengoper bola pada Minho. Mendadak semangatnya kembali lagi. Tanpa ragu Minho pun berdiri dan melakukan shoot dan…. Berhasil! Minho berlari menghampiri ku dan memelukku tiba-tiba.
“Terimakasih, Yuki” untuk beberapa detik aku hanya diam. Tidak siap dengan apa yang dilakukan Minho terhadapku. Tapi akhirnya aku membalas pelukan Minho.
“Anytime, Choi Minho” aku menyembunyikan senyum di balik bahu Minho. Jarak kami sangat dekat. Bahkan aroma parfum yang dikenakan Minho tercium jelas oleh indera penciumanku. Salah-satu-bagian yang aku suka darinya. Suka? Tidak, lebih tepatnya cinta. Aku jatuh hati padanya sejak pertama kali bertemu di bangku SHS. Saat pertama kalinya melihat dia tampil di lapangan, saat pertama kalinya dia menyapaku, semuanya. Saat bersamanya memang selalu menjadi bagian favorite ku. Wajah innocent, cute, lengkap dengan senyum dibibirnya yang tidak pernah gagal membuatku melayang. Tapi aku sadar dengan posisi ku sekarang, hanya sebagai teman dekatnya. Tidak lebih. Meski aku berharap lebih.

TBC...

0 komentar: